Pertama) Pada dasarnya umat manusia adalah satu, Allah berfirman dalam Qs. Hud: 118-119, Dalam cabang fiqih. Contoh pertama, masalah turun ke sujud. Para ulama berbeda pendapat, apakah disunnahkan untuk meletakkan lututnya terlebih dahulu ataukah tangannya. Contoh kedua, perbedaan dalam bacaan doa i'tidal. Diantaranya: a. Doa pertama Olehkarena itu, para ulama berbeda pendapat dalam mensikapi permasalah an sedekap, dan perbedaan pendapat ini sudah berlangsun g sejak zaman Imam Ahmad bin Hambal sedang memurut Imam Syafiโ€™i dalam kitab Al-Umm dan dalam literatur kitab-kita b Fiqh Syafiโ€™iyya h yang lain posisi tangan sewaktu iโ€™tidal yang lebih utama dilepas (tidak bersedekap JawabanAtas Pertanyaan Inilah Posisi Kedua Tangan Saat Iโ€™tidal Dalam Sholat Yang Benar. Waalaikumussalam. Wr. Wb. Memang Terjadi perbedaan pendapat di kalangan Ulamaโ€™ dalam menanggapi masalah posisi tangan orang yang shalat pada saat melaksanakan iโ€™tidal (bangun dari rukuโ€™) yang diuraikan. Ada 2 pendapat sebagai berikut : 2. Pengertian Ilmu Ushul Fiqh. Ushul Fiqih adalah kumpulan dari beberapa kaidah dan pembahasannya digunakan untuk menetapkan hukum-hukum syara yang berhubungan dengan perbuatan manusia. Pengertian Ushul Fiqih terdiri dari dua kata "ushul/ashl" dan "fiqh". Kata ashl menurut kidah atau ketentuan yang berlaku dan fiqh ilmu tentang hukum-hukum syara'. FiqihIbadah adalah salah satu di antara bagian ilmu fiqih tersebut. Buku Kuliah Fiqh Ibadah karya saudara Syakir Jamaluddin, yang sedang berada di hadapan pembaca sekarang ini, adalah salah satu di antara sekian buku Fiqh Ibadah tersebut. Dalam buku ini saudara Syakir Jamaluddin menyajikan secara sistematis, lengkap dengan dalil-dalilnya mulai Ke empat, al-iโ€™tidal adalah tegak lurus atau adil, tidak condong ke kanan maupun condong ke kiri. Ke lima, amar maโ€™ruf nahi munkar yaitu selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama, 9 Muhammad Fahmi, Pendidikan Aswaja NU dalam Konteks Pluralisme dalam Jurnal Dalam buku Hadis Ahkam: Perkawinan, Nafkah, Hadanah, Waiyat dan Peradilan, dikatakan mengenai hukum talak yang terdapat perbedaan pandangan. Ulama Ibnu Abidin berpendapat bahwa talak adalah mubah, dengan mengambil dalil dari firman Allah SWT dalam surah At-Talaq ayat 1. hawalah ( Bahasa Arab: ๏บฃ๏ปฎูต๏ปŸ๏ปช) bermakna โ€œmengalihkanโ€ atau โ€œmemindahkanโ€. [1] [2] Di dalam istilah ilmu fiqih hawalah berarti pengalihan penagihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang yang menanggung hutang tersebut. [1] [2] [3] Sebagai contoh: Ahmad meminjamkan uang Rp.2000 kepada Bobi. [1] Sedangkan Bobi memiliki nmBfxiD. Sebagaimana diketahui, bahwa iโ€™tidal adalah salah satu gerakan shalat, yaitu gerakan setelah bangkit dari rukuโ€™. Gerakan ini termasuk salah satu rukun shalat yang mempunyai peran penting dalam menentukan kesempurnaan shalat seseorang. Pada artikel ini kami menyebutkan hukum membaca zikir saat iโ€™tidal serta beberapa pilihan bacaan sesuai sunnah. Apa Hukum Membaca Zikir Iโ€™tidal?Siapakah yang Diwajibkan Membaca Zikir Iโ€™tidal Ketika Shalat Berjamaโ€™ah?Kumpulan Bacaan Saat Iโ€™tidal yang ShahihBacaan Saat Iโ€™tidal Ketika Salat Wajib dan SunahBacaan Saat Iโ€™tidal untuk Shalat MalamMetode dan Cara Penerapan Seluruh Bacaan Zikir Iโ€™tidalTuntunan Membaca Seluruh Zikir-zikir Iโ€™tidalFaedah Ketika Membaca Seluruh Bacaan Zikir Iโ€™tidal Apa Hukum Membaca Zikir Iโ€™tidal? Hukum asal membaca zikir iโ€™tidal adalah wajib sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ุฅูู…ูŽุงู…ู ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ูุŒ ููŽู‚ููˆู„ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ุญูŽู…ู’ุฏู โ€œJika imam membaca ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู Allah Maha Mendengar makhluq yang memuji-Nya, maka katakanlah ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ุญูŽู…ู’ุฏู Ya Allah Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian.โ€1 Dalam hadits ini terdapat perintah untuk membaca zikir iโ€™tidal. Sedangkan hukum asal perintah dalam syariat adalah wajib dilakukan. Siapakah yang Diwajibkan Membaca Zikir Iโ€™tidal Ketika Shalat Berjamaโ€™ah? Yang diwajibkan untuk membaca zikir iโ€™tidal adalah makmum, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits di atas. Sedangkan untuk imam dan orang yang shalat sendiri hukumnya adalah sunnah,2 sebagaimana dalam sebuah hadits ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุงู…ูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูŠููƒูŽุจู‘ูุฑู ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู…ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠููƒูŽุจู‘ูุฑู ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽุฑู’ูƒูŽุนูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ูยป ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽุฑู’ููŽุนู ุตูู„ู’ุจูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ููƒููˆุนูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ู‚ูŽุงุฆูู…ูŒ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูยป โ€œDahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertakbir di saat berdiri hendak melaksanakan shalat. Kemudian bertakbir ketika hendak rukuโ€™. Kemudian beliau mengucapkan ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู Allah Maha Mendengar makhluq yang memuji-Nyaโ€™. Ketika mengangkat tulang punggungnya untuk bangkit dari rukuโ€™. Kemudian membaca ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู Wahai Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujianโ€™ dalam keadaan beliau berdiri iโ€™tidal.โ€3 Kumpulan Bacaan Saat Iโ€™tidal yang Shahih Zikir-zikir iโ€™tidal yang diajarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam ada yang bersifat umum, sehingga bisa dibaca pada semua jenis shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunah. Ada pula yang bersifat khusus untuk salat malam, sehingga hanya disyariatkan untuk dibaca saat shalat malam saja. Bacaan Saat Iโ€™tidal Ketika Salat Wajib dan Sunah Berikut ini adalah zikir-zikir iโ€™tidal yang shahih dan bisa dibaca di setiap shalat Pertama ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู โ€œWahai Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian.โ€4 Kedua ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู โ€œWahai Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian.โ€5 Perbedaan antara zikir yang pertama dan yang kedua adalah, zikir yang kedua tanpa menggunakan huruf โ€œwawuโ€. Ketiga ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ุญูŽู…ู’ุฏู โ€œYa Allah Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian.โ€6 Keempat ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู โ€œYa Allah Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian.โ€7 Perbedaan antara zikir yang ketiga dan yang keempat adalah, zikir yang keempat tanpa menggunakan huruf โ€œwawuโ€. Kelima ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ุญูŽู…ู’ุฏุงู‹ ูƒูŽุซููŠุฑุงู‹ ุทูŽูŠู‘ูุจุงู‹ ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒุงู‹ ูููŠู‡ู โ€œWahai Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian yang melimpah, baik, dan diberkahi.โ€8 Keenam ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูุŒ ู…ูู„ู’ุกู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชูุŒ ูˆูŽู…ูู„ู’ุกู ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽู…ูู„ู’ุกู ู…ูŽุง ุดูุฆู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ุจูŽุนู’ุฏู โ€œYa Allah Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian, yang memenuhi langit-langit, bumi, dan segala sesuatu yang Engkau kehendaki.โ€9 Ketujuh ุงู„ู„ู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูุŒ ู…ูู„ู’ุกู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงูˆูŽุงุชู ูˆูŽู…ูู„ู’ุกู ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูุŒ ูˆูŽู…ูู„ู’ุกู ู…ูŽุง ุดูุฆู’ุชูŽ ู…ูู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุซู‘ูŽู†ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุฌู’ุฏูุŒ ู„ูŽุง ู…ูŽุงู†ูุนูŽ ู„ูู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ุทูŽูŠู’ุชูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ู…ูุนู’ุทููŠูŽ ู„ูู…ูŽุง ู…ูŽู†ูŽุนู’ุชูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูŽู†ู’ููŽุนู ุฐูŽุง ุงู„ู’ุฌูŽุฏู‘ู ู…ูู†ู’ูƒูŽ ุงู„ู’ุฌูŽุฏู‘ู โ€œYa Allah Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian, yang memenuhi langit-langit, bumi, dan segala sesuatu yang engkau kehendaki. Engkau adalah pemilik kemuliaan dan keagungan. Tidak ada yang dapat mencegah pemberian-Mu. Tidak ada yang mampu memberi kepada orang yang Engkau halangi. Dan tidak ada yang mampu memberi kemanfaatan. Engkaulah Zat yang mulia. Dari-Mu semata segala kemuliaan.โ€10 Bacaan Saat Iโ€™tidal untuk Shalat Malam Pertama ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ูŽูƒูŽ ุงู„ุญูŽู…ู’ุฏู ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ู‚ูŽูŠู‘ูู…ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฃูŽุฑู’ุถูุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ุญูŽู…ู’ุฏู ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูููŠู‡ูู†ู‘ูŽุŒ ูˆูŽู„ูŽูƒูŽ ุงู„ุญูŽู…ู’ุฏู ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ู†ููˆุฑู ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽูˆูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูููŠู‡ูู†ู‘ูŽุŒ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ุญูŽู‚ู‘ูุŒ ูˆูŽู‚ูŽูˆู’ู„ููƒูŽ ุงู„ุญูŽู‚ู‘ูุŒ ูˆูŽูˆูŽุนู’ุฏููƒูŽ ุงู„ุญูŽู‚ู‘ูุŒ ูˆูŽู„ูู‚ูŽุงุคููƒูŽ ุงู„ุญูŽู‚ู‘ูุŒ ูˆูŽุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉู ุญูŽู‚ู‘ูŒุŒ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุญูŽู‚ู‘ูŒุŒ ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู ุญูŽู‚ู‘ูŒุŒ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุฃูŽุณู’ู„ูŽู…ู’ุชูุŒ ูˆูŽุจููƒูŽ ุขู…ูŽู†ู’ุชูุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุชูŽูˆูŽูƒู‘ูŽู„ู’ุชูุŒ ูˆูŽุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฎูŽุงุตูŽู…ู’ุชูุŒ ูˆูŽุจููƒูŽ ุญูŽุงูƒูŽู…ู’ุชูุŒ ููŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ููŠ ู…ูŽุง ู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ู’ุชู ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽุฎู‘ูŽุฑู’ุชูุŒ ูˆูŽุฃูŽุณู’ุฑูŽุฑู’ุชู ูˆูŽุฃูŽุนู’ู„ูŽู†ู’ุชูุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุจูู‡ู ู…ูู†ู‘ููŠุŒ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ โ€œYa Allah Rabb kami, hanya milik-Mu semata segala pujian. Engkaulah penguasa langit, bumi, dan yang ada padanya. Hanya milik-Mu semata segala pujian. Engkaulah pengatur langit, bumi, dan yang ada padanya. Hanya milik-Mu semata segala pujian. Engkaulah yang menerangi langit, bumi, dan yang ada padanya. Engkaulah sesembahan yang benar. Firman-Mu pasti benar. Janji-Mu pasti benar. Perjumpaan dengan-Mu pasti benar. Surga benar adanya. Nerakapun benar adanya. Hari kiamat pasti terjadi. Ya Allah hanya kepada-Mu semata aku berserah diri, aku beriman, aku bergantung, aku mengadu, dan hanya kepada-Mu semata aku berhukum. Ampunilah dosa-dosaku yang akan datang dan yang telah berlalu. Yang tersembunyi maupun yang tampak. Bukahkah Engkau lebih tahu daripada aku. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Engkau.โ€ 11 Zikir ini dibaca oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam tatkala beliau shalat tahajud. Kedua ู„ูุฑูŽุจู‘ููŠูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูุŒ ู„ูุฑูŽุจู‘ููŠูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู โ€œHanya milik Rabbku semata segala pujian, hanya milik Rabbku semata segala pujian.โ€12 Beliau shallallahu alaihi wa sallam membaca zikir ini ketika shalat malam. Metode dan Cara Penerapan Seluruh Bacaan Zikir Iโ€™tidal Tidak jarang timbul pertanyaan disebabkan beragamnya riwayat yang datang tentang bacaan saat tidal. Bagaimana cara penerapan riwayat-riwayat tersebut? Berikut ini penjelasannya. Tuntunan Membaca Seluruh Zikir-zikir Iโ€™tidal Membaca satu jenis zikir iโ€™tidal telah mencukupi, namun yang lebih utama adalah membaca zikir-zikir tersebut secara bergantian setiap iโ€™tidal. Hal ini berdasarkan kaedah; Ibadah-ibadah yang datang dengan beberapa cara pelaksanaan, maka yang paling utama adalah mengerjakan seluruhnya secara Faedah Ketika Membaca Seluruh Bacaan Zikir Iโ€™tidal Kesimpulannya bahwa sangat dianjurkan untuk membaca seluruh bacaan zikir iโ€™tidal yang shahih dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Karena mengandung beberapa faedah, antara lain Sebagai bentuk penjagaan terhadap sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dalam rangka meneladani sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dapat membantu untuk menghadirkan hati. Karena seseorang, jika ia hanya membaca satu bacaan zikir iโ€™tidal saja secara terus menerus setiap shalat dapat menyebabkan ia membaca bacaan tersebut tanpa ia sadari atau tanpa menghadirkan hati saat membacanya. Namun berbeda ketika ia mengganti bacaannya pada masing-masing iโ€™tidal sesuai yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, terkadang membaca yang ini dan terkadang membaca yang itu, maka keadaan seperti ini lebih dapat menghadirkan hati saat Demikian pembahasan kami seputar bacaan dan zikir iโ€™tidal. Mudah-mudahan Allah Taโ€™ala mencurahkan taufiq-Nya kepada kita semua dalam mengamalkan ilmu yang telah kita ketahui. Aamiin. Wallaahu aโ€™lam bish shawab. AAA / IWU Penulis Abdullah al-Atsari Referensi Asy-Syarhul Mumtiโ€™ ala Zadil Mustaqniโ€™ karya Muhammad bin Shalih. Aslu Sifat Shalat Nabi shallallaahu alaihi wa salam karya Muhammad Nasiruddin Al-Fiqhul Muyassar fii Dhauil Kitabi was Sunnah. FootnotesHR. al-Bukhari no. 796, dalam Shahihnya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Lihat al-Fiqhul Muyassar fii Dhauil Kitabi was Sunnah hlm. Muslim no. 28 โ€“ 392, dalam Shahihnya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu. HR. al-Bukhari no. 689 dan 732, dalam Shahihnya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu. HR. al-Bukhari no. 722, dalam Shahihnya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu al-Bukhari no. 795, dalam Shahihnya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu. HR. al-Bukhari no. 796 dan 3228, dalam Shahihnya. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu. HR. al-Bukhari no. 799, dalam Shahihnya. Dari sahabat Rifaโ€™ah bin Rafiโ€™ az-Zuraqiy radhiyallahu anhu. HR. Muslim no. 202- 476, dalam Shahihnya. Dari sahabat Ibnu Abi Aufa radhiyallahu anhu. HR. Muslim no. 206 โ€“ 478, dalam shahihnya. Dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu. HR. al-Bukhari no. 7442, dalam Shahihnya. Dari Sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhu. HR. an-Nasaโ€™i no. 735 , shahih. Dari sahabat Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu anhu. Lihat Syarah Mumtiโ€™ 3/48 ูˆูƒู„ู‘ู ูˆุงุญุฏุฉ ู…ู† ู‡ุฐู‡ ุงู„ุตู‘ููุงุช ู…ุฌุฒุฆุฉุŒ ูˆู„ูƒู† ุงู„ุฃูุถู„ ุฃู† ูŠู‚ูˆู„ ู‡ุฐุง ุฃุญูŠุงู†ุงู‹ุŒ ูˆู‡ุฐุง ุฃุญูŠุงู†ุงู‹ุŒ ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ุงุนุฏุฉ ุงู„ุชูŠ ู‚ุฑู‘ูŽุฑู†ุงู‡ุง ููŠู…ุง ุณุจู‚ุŒ ู…ูู† ุฃู†ู‘ูŽ ุงู„ุนุจุงุฏุงุช ุงู„ูˆุงุฑุฏุฉ ุนู„ู‰ ูˆุฌูˆู‡ู ู…ุชู†ูˆู‘ูุนุฉ ุงู„ุฃูุถู„ู ููŠู‡ุง ููุนู’ู„ูู‡ุง ุนู„ู‰ ู‡ุฐู‡ ุงู„ูˆุฌูˆู‡ Lihat Syarah Mumtiโ€™ 3/48 ูˆุฐูƒุฑู†ุง ุฃู† ููŠ ุฐู„ูƒ ุซู„ุงุซ ููˆุงุฆุฏ, ูˆู‡ูŠ 1 ู€ ุงู„ู…ุญุงูุธุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉ .2 ู€ ุงุชู‘ูุจุงุน ุงู„ุณู‘ูู†ู‘ูŽุฉ 3 ู€ ุญุถูˆุฑ ุงู„ู‚ู„ุจ. ู„ุฃู†ู‘ูŽ ุงู„ุฅูู†ุณุงู†ูŽ ุฅุฐุง ุตุงุฑ ู…ุณุชู…ุฑู‘ู‹ุง ุนู„ู‰ ุตูŠุบุฉ ูˆุงุญุฏุฉุ› ุตุงุฑ ูƒุงู„ุขู„ุฉ ูŠู‚ูˆู„ู‡ุง ูˆู‡ูˆ ู„ุง ูŠุดุนุฑุŒ ูุฅุฐุง ูƒุงู† ูŠูุบูŠู‘ูุฑูุŒ ูŠู‚ูˆู„ ู‡ุฐุง ุฃุญูŠุงู†ุงู‹ุŒ ูˆู‡ุฐุง ุฃุญูŠุงู†ุงู‹ุ› ุตุงุฑ ุฐู„ูƒ ุฃุฏุนู‰ ู„ุญุถูˆุฑ ู‚ู„ุจู‡ Rukun shalat yang ketujuh adalah iโ€™tidal, yaitu posisi berdiri tegak lurus setelah melaksanakan rukuโ€™. Tidak ada dalil baik dari Al-Qurโ€™an maupun hadits yang mengisahkan tentang bagaimana Rasulullah ๏ทบ meletakkan tangan pada saat i'tidal apakah bersedekap atau melepaskannya? Terdapat beberapa hadits tentang kisah Rasul menaruh tangan di bawah dada, namun masing-masing konteksnya adalah saat Rasullullah ๏ทบ sedang berdiri sebelum rukuโ€™. Di antara hadits yang menceritakan hal tersebut adalah pada waktu Wรขil bin Hujr berkisah sebagaimana berikut iniุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุฃูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุญููŠู†ูŽ ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ูููŠ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูƒูŽุจู‘ูŽุฑูŽุŒ - ูˆูŽุตูŽููŽ ู‡ูŽู…ู‘ูŽุงู…ูŒ ุญููŠูŽุงู„ูŽ ุฃูุฐูู†ูŽูŠู’ู‡ู - ุซูู…ู‘ูŽ ุงู„ู’ุชูŽุญูŽููŽ ุจูุซูŽูˆู’ุจูู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุถูŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽู‡ู ุงู„ู’ูŠูู…ู’ู†ูŽู‰ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ูŠูุณู’ุฑูŽู‰ุŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฃูŽุฑูŽุงุฏูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฑู’ูƒูŽุนูŽ ุฃูŽุฎู’ุฑูŽุฌูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุซู‘ูŽูˆู’ุจูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽููŽุนูŽู‡ูู…ูŽุงุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูƒูŽุจู‘ูŽุฑูŽ ููŽุฑูŽูƒูŽุนูŽุŒ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽู…ูุนูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ูู…ูŽู†ู’ ุญูŽู…ูุฏูŽู‡ู ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุงุŒ ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ูƒูŽูู‘ูŽูŠู’ู‡ู Artinya โ€œWรขil bin Hujr melihat Rasulullah ๏ทบ mengangkat kedua tangannya saat memasuki shalat sembari takbรฎratul ihrรขm. Hammรขm memberikan ciri-ciri, posisi tangan Rasulullah saat mengangkat kedua tangannya adalah sejajar dengan kedua telinganya. Kemudian Rasulullah ๏ทบ memasukkan tangan ke dalam pakaiannya, menaruh tangan kanan di atas tangan kiri. Saat Rasulullah akan rukuโ€™, ia mengeluarkan kedua tangannya dari pakaian lalu mengangkatnya, bertakbir sembari rukuโ€™. Pada waktu ia mengucapkan samillรขhu liman hamidah, Rasul mengangkat kedua tangannya. Saat sujud, ia sujud dengan kedua telapak tangannya.โ€ HR Muslim 401 Hadits di atas tidak menunjukkan posisi tangan Rasulullah saat i'tidal, namun mengisahkan letak tangan pada waktu berdiri saja. Oleh karena itu kita perlu melihat bagaimana para ulama menggali lebih lanjut. Imam Ramli dalam karyanya Nihรขyatul Muhtรขj menjelaskan, yang disunnahkan dalam i'tidal adalah melepaskan tangan, tidak bersedekap atau menumpukkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada, sehingga orang yang bangun dari rukuโ€™ setelah mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga, ia kemudian melepaskan kedua tangannya. Teks lengkapnya sebagai berikut ูˆูŽู‚ูŽูˆู’ู„ูู‡ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ุชู‘ูŽูƒู’ุจููŠุฑู ุชูŽุญู’ุชูŽ ุตูŽุฏู’ุฑูู‡ู ุฃูŽูŠู’ ูููŠ ุฌูŽู…ู’ุนู ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ุฅู„ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ููƒููˆุนู ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุจูู‡ู ุฒูŽู…ูŽู†ู ุงู„ูุงุนู’ุชูุฏูŽุงู„ู ููŽู„ูŽุง ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ูู‡ูู…ูŽุง ุชูŽุญู’ุชูŽ ุตูŽุฏู’ุฑูู‡ู ุจูŽู„ู’ ูŠูุฑู’ุณูู„ูู‡ูู…ูŽุง ุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูƒูŽุงู†ูŽ ูููŠ ุฐููƒู’ุฑู ุงู„ูุงุนู’ุชูุฏูŽุงู„ู ุฃูŽูˆู’ ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฑูŽุงุบู ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ู‚ูู†ููˆุชูArtinya โ€œMenaruh kedua tangan di bawah dada, maksudnya kegiatan tersebut dilaksanakan pada semua posisi berdirinya orang shalat sampai ia akan rukuโ€™. Jika akan rukuโ€™ maka dilepas. Teks tersebut tidak berlaku pada saat berdiri i'tidal. Pada waktu i'tidal, janganlah menaruh kedua tangannya di bawah dadanya, namun lepaskan keduanya. Baik saat membaca dzikirnya i'tidal, atau bahkan setelah selesai qunut.โ€ Syihabuddin ar-Ramli, Nihรขyatul Muhtรขj ilรข Syarhil Minhรขj, [Dรขrul Fikr, Beirut, 1984, juz 1, halaman 549Senada dengan pendapat di atas, Syekh Al-Bakri yang terekam dalam kitab Iรขnatut Thรขlibรฎn juga mengatakan hal yang sama. Hal ini bisa disimak dalam tulisannya berikutูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ู…ูŽู„ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุงุจู’ุชูุฏูŽุงุกู ุฑูŽูู’ุนู ุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู ู…ูŽุนูŽ ุงุจู’ุชูุฏูŽุงุกู ุฑูŽูู’ุนู ุฑูŽุฃู’ุณูู‡ูุŒ ูˆูŽูŠูŽุณู’ุชูŽู…ูุฑู‘ู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู†ู’ุชูู‡ูŽุงุฆูู‡ู ุซูู…ู‘ูŽ โ€œYang paling sempurna adalah saat mengangkat kedua tangan itu dimulai berbarengan dengan mengangkat kepala. Hal tersebut berjalan terus diangkat sampai orang selesai berdiri pada posisi sempurna. Setelah itu kemudian kedua tangan dilepaskan.โ€ Abu Bakar bin Muhammad Syatha ad-Dimyathi, Iรขnatut Thรขlibin, [Dรขrul Fikr, 1997], juz 1, halaman 158Dengan demikian Syekh Al-Bakri mengajurkan agar melepaskan tangan setelah takbir, bukan menaruh di bawah dada. Dengan begitu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat iโ€™tidal yang disunnahkan adalah melepaskan kedua tangan. Adapun apabila yang bersedekap tidak sampai membatalkan shalat. Wallรขhu aโ€™lam. Ahmad Mundzir